Sabtu, 10 Maret 2012

Makan Pisang yuk ;)

Makan Pisang Yuk!

Makan Pisang, Lancarkan Fungsi Otak
Juga Bisa untuk Obat Diare dan Tekanan Darah Tinggi

Pisang mengandung zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan anak. Di antaranya  mengandung kalium, kalsium, magnesium, betakaroten, vitamin C, vitamin B, juga zat besi. Bahkan pisang mengandung karbohidrat kompleks, sehingga tidak mudah meningkatkan gula darah baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Apalagi rasanya yang tidak terlalu manis, lembut dan mudah dicerna, sangat bagus dikonsumsi anak-anak. Apalagi keunggulan pisang?

Buah pisang mungkin bukan buah yang istimewa bagi kita yang tinggal di daerah tropis ini. Setidaknya setiap orang pernah mengonsumsi buah yang bernama latin Musa Sapientum L ini.
Pisang diyakini berasal dari Asia Tenggara, Brazil dan India. Di Asia Tenggara, pisang berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di India sejak 500 tahun sebelum Masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik. Pisang berkembang subur pada daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah.
Tanaman pisang sudah jarang ditemui di kota-kota besar apalagi di kawasan metropolitan. Sedangkan diluar kota atau di daerah-daerah pedesaan orang masih bisa menemukannya. Tanaman ini mudah ditemukan di lahan-lahan kosong, atau di halaman rumah penduduk.

Untuk Bayi 6 Bulan Ke Atas
Pisang bisa diperkenalkan pada bayi pada usia 6 bulan ke atas. Pemberian buah bisa diberikan pada anak-anak sejak usia 4 bulan. Akan tetapi, saat ini pemerintah memiliki kebijaksanaan, bayi yang baru lahir hingga berusia 6 bulan tetap diberikan ASI. Menginjak usia 6 bulan ke atas baru boleh diperkenalkan makanan yang lebih padat.
Sebelum diperkenalkan pada makanan yang lebih padat seperti biskuit, bayi bisa diperkenalkan melalui buah pisang. Apalagi, buah pisang khususnya pisang ambon rasanya tidak terlalu manis, lembut dan mudah dicerna sangat baik dikonsumsi untuk bayi.
Pisang ambon adalah pilihan yang tepat untuk diperkenalkan pertama kali pada bayi selain karena rasanya yang lebih tidak terlalu manis, lebih lembut juga wangi. Pisang ambon ini bisa dikonsumsi sehari 2 kali. Pada pagi hari dan malam hari menjelang tidur, tepatnya sebelum minum susu.
Konsumsi pisang juga bisa dikombinasikan dengan jeruk, ketimbang apel karena seratnya lebih kasar.

Kandungan Mineralnya Bisa Diserap 100 Persen
Pisang mengandung tiga jenis gula alami yaitu, sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang memegang peran utama dalam menambah energi. Jika dibandingkan dengan buah apel, kandungan protein dan lemak pisang ternyata kurang bagus dan sangat rendah, yaitu hanya 2,3 persen dan 0,13 persen. Meski demikian, kandungan lemak dan protein pisang masih lebih tinggi dari apel, yang hanya 0,3 persen. Pisang juga kaya akan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan besi.
Bila dibandingkan dengan jenis makanan nabati lain, kandungan mineral pada pisang, khususnya zat besi, hampir seluruhnya (100 persen) dapat diserap tubuh. Berdasarkan berat kering, kadar zat besi pisang mencapai 2 miligram per 100 gram dan seng 0,8 mg. Bandingkan dengan apel, yang hanya mengandung 0,2 mg zat besi dan 0,1 mg seng untuk berat 100 gram.

Kaya Vitamin B6
Kandungan vitaminnya sangat tinggi, terutama provitamin A, yaitu betakaroten, sebesar 45 mg per 100 gram berat kering, sedangkan pada apel hanya 15 mg. Pisang juga mengandung vitamin B, yaitu tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin B6 (piridoxin).
Kandungan vitamin B6 pisang cukup tinggi, yaitu sebesar 0,5 mg per 100 gram. Selain berfungsi sebagai koenzim untuk beberapa reaksi dalam metabolisme, vitamin B6 berperan dalam sintetis dan metabolisme protein, khususnya serotonin. Serotonin diyakini berperan aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak.

Obat Maag dan Tekanan Darah Tinggi
Buah pisang ternyata memiliki banyak manfaat lainnya di antaranya: pisang bisa diberikan pada bayi yang mengalami diare untuk menggantikan kalium yang hilang. Bahkan, bisa membuat kotoran bayi menjadi padat. Supaya kotoran bisa mengembang sebaiknya diimbangi dengan banyak mengkonsumsi air putih.
Pisang juga mencegah terjadinya anemia. Kandungan zat besi yang cukup tinggi dapat memicu tubuh memproduksi hemoglobin lebih tinggi.
Kandungan potasiumnya juga tinggi, sangat cocok bagi orang dengan tekanan darah tinggi yang harus melakukan diet rendah garam namun tetap membutuhkan potasium. Bahkan, akhir-akhir ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Amerika Serikat (US Food and Drug Administration) mengizinkan para petani pisang untuk mengiklankan bahwa pisang memiliki kemampuan mengobati bagi pasien tekanan darah tinggi.
Karena mengandung serat yang tinggi pisang dapat menekan produksi lambung terutama orang terserang radang lambung sehingga tidak menimbulkan nyeri lambung. Para pakar pun menyetujui bahwa pisang merupakan satu-satunya buah yang kandungan asam dan seratnya tidak membahayakan para penderita tukak lambung. Sebaliknya, pisang bisa menetralisir asam lambung dan melapisi lambung yang luka.

Meningkatkan Konsentrasi
Bahkan, melalui sebuah ujicoba terhadap 200 murid SMA, mereka mengakui bahwa kemampuan berpikir dan daya tangkap mereka semakin baik ketika mengonsumsi pisang pada pagi hari sewaktu sarapan. Penelitian membuktikan bahwa potasium yang ada dalam buah-buahan dapat membuat seseorang lebih awas dan waspada sehingga lebih mudah berkonsentrasi.
Hasil penelitian juga membuktikan manfaat positif pisang bagi para penderita depresi. Para penderita depresi mengalami pengurangan tingkat depresi setelah mengonsumsi pisang. Hal ini  disebabkan karena pisang mengandung trypotophan, sejenis protein yang dapat diubah oleh tubuh menjadi enzim serotonin yang mampu membuat seseorang menjadi lebih santai, lebih tenang dan lebih bahagia.
Pisang juga sangat baik bagi orang yang sedang mengalami stres. Potasium dalam pisang mampu membuat detak jantung lebih stabil sehingga oksigen yang dipasok ke otak tetap stabil. Ketika seseorang stres kadar potasiumnya berkurang akibat metabolisme yang meninggi. Untuk menormalkan kembali cukup dengan makan pisang sebagai obat alami.
Apalagi, bagi orang yang terlalu lama melakukan kegiatan di luar ruang sehingga suhu tubuh mengalami kenaikan akibat sorotan sinar matahari, cobalah untuk makan pisang karena pisang mampu mengurangi suhu tubuh akibat kandungan antacid.
Bagi ibu hamil yang sering merasakan mual di pagi hari tak ada salahnya memakan pisang sebagai camilan. Kandungan gula alami yang tinggi dapat mempertahankan kadar gula yang tetap dalam darah sehingga mengurangi rasa mual. Kandungan vitamin B yang berkadar tinggi sangat berguna bagi sistem saraf tubuh.
Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D – Marriage & Family Therapist

RENUNGKANLAH :)

AH, ITU “MASALAH KECIL”

Anda pernah pergi ke toko benang? Saya senang sekali mengantar istri saya berbelanja bahan-bahan pembuat kerajinan tangan. Toko itu sangat kaya warna. Melihat deretan benang itu bagai memandangi pelangi.

Ya seandainya saja hidup kita kaya warna seperti itu. Sesungguhnya, memang begitu. Hanya saja, kita kerap malah menginginkan hidup ‘yang lurus-lurus saja’ bagai benang. Tanpa kusut, tanpa masai. Kalau bisa, sejak bangun pagi sampai mau tidur malam, tidak terjadi masalah apa pun. Hmm...

Begitu mobil hendak meninggalkan garasi, eh terpaksa kembali lagi ke rumah karena kunci laci kantor belum terbawa. “Ah leganya bisa berangkat lima menit sebelum pk 06.00 sehingga tak bakal terjebak macet sejak Cibubur.” Eh baru saja terlontar kalimat itu, tampak mobil-mobil melambat... dan akhirnya berhenti total; rupanya ada kecelakaan. Kejengkelan pun mengisi kepala. Mulut bersungut-sungut, meracaukan padatnya jadwal kerja hari Senin, dan kepalan tangan berkali-kali menghentak gagang stir.

“Mumpung Nadja masih tidur, mau masak bolu kesukaannya ah.” Telur sudah dikocok, tepung, bubuk coklat, dan sedikit gula sudah disiapkan. Loyang sudah diolesi mentega. Mendadak gelap. “Aduh, koq pakai acara mati listrik segala sih!” Sumpah serapah terhadap janji Direktur PLN pun mengular tiada habis dari bibir. Apalagi sudah terlanjur berjanji akan mengadakan lelang baju anak-anak secara online siang ini. Aduh bagaimana ini?
***

Ini memang tak patut disebut krisis karena efeknya memang tidak fatal atau malah katastrofik. Tetapi daftarnya, memang panjangnya luar biasa: jalanan macet, antrean panjang, kunci tertinggal di dalam mobil, koin habis padahal sudah terlanjur membuka jendela mobil, cucian menumpuk, setrikaan rusak, sekring listrik longgar, isi bolpen tiba-tiba macet padahal kemarin baru saja dibeli, denging suara nyamuk di telinga, payung sulit terbuka padahal gerimis sudah membasahi kepala, suami memeluk padahal ia belum mandi dan Anda sudah hampir selesai dandan, anak-anak ribut bermain saat Anda ingin istirahat sejenak, sepatu kesukaan Anda mendadadak ujungnya terasa sakit padahal Anda sudah terlanjur mengenakan pakaian yang serasi dipadu dengannya, dan sejuta ‘gangguan’ kecil lainnya.

Tetapi ‘gangguan-gangguan kecil’ inilah yang kerap mengubah hidup kita. Gara-gara si kecil rewel tak mau mandi, Anda bersungut-sungut sepanjang perjalanan ke kantor, tidak bersemangat saat bekerja, makin jengkel saat makan siang karena ternyata si kecil juga sulit makan, dan terus dalam kegeraman sampai pulang kantor.

Apa yang yang kita alami sehari-hari itulah yang membentuk diri kita. Mengasah watak kita. Mencetak karakter kita.

Diri kita bukan terbentuk hanya oleh peristiwa-peristiwa besar seperti kelahiran, perkawinan, kematian, dan tindakan-tindakan heroik semacamnya, tetapi oleh ‘gangguan-gangguan kecil’ yang datang setiap hari. Bagaimana Anda menghadapi jutaan ‘masalah kecil’ inilah yang akhirnya menunjukkan siapa Anda. Apakah orang yang dengan mudah dikendalikan oleh si pengganggu kecil ini atau sebaliknya, orang yang sanggup mengendalikan diri sendiri?

Anda tak perlu menjawab saya, Anda termasuk yang mana. Cukuplah dengan melihat apa yang terjadi beberapa menit yang lalu atau kemarin; apakah ada momen dimana si pengganggu kecil ini mengubah suasana hati Anda bahkan perjalanan hidup Anda hari itu? Jika ya, tak perlu patah semangat. Selalu masih ada harapan untuk memperbaikinya.

Bagaimana caranya? Bukan cara-cara filosofis yang sulit dan bukan pula teknik-teknik pengembangan diri yang pelik. Cukup dengan cara-cara sederhana yang telah terbukti.

Pertama, mensyukuri setiap masalah kecil Anda. Seperti anak kecil yang mendapatkan kado dari Papanya sepulang kantor. Penuh kegembiraan, penuh suka cita. Ya, bukan sekadar syukur yang suam-suam kuku. Meluap-luaplah dari lubuk hati Anda. Jadi, cucilah baju-baju kotor penuh noda lumpur itu seperti menemukan lukisan yang memetakan kecerdasan anak Anda. Dan yang paling penting, sadarilah bahwa tiap ‘masalah kecil’ itu adalah dari Allah, sebagai penanda bahwa kita masih berguna, masih dipakaiNya sebagai alat perkakasNya. Ia sedang menajamkan Anda. Jadi, kalau ‘masalah kecil’ ini datangnya dari Allah, bagaimana mungkin kita menghadapinya dengan bersungut-sungut?

Kedua, belajar dari gangguan-gangguan kecil Anda. Lebih baik kita realistis saja; hadapi saja kenyataan bahwa tidak satu pun manusia yang hidupnya bagai benang lurus tanpa masalah. Semua orang, setiap orang mendapatkan masalah dan gangguannya sendiri-sendiri. Tanpa kecuali. Jadi, kalau sudah begitu, masih adakah gunanya berkeluh kesah? Bukankah lebih baik energi mental yang tadinya hendak dipakai untuk jengkel dan marah-marah itu diubah menjadi semangat untuk menebar senyum, kepada diri sendiri dan orang lain? Apakah memasak sambil bersungut-sungut akan membuat nasih menjadi lebih cepat matang? Apakah menonton TV sambil memberengut akan membuat acaranya berubah menjadi lebih lucu? Apakah marah-marah di SMS akan membuat si dia terlepas dari kemacetan dan lebih cepat datang menjemput Anda? Lihatlah setiap masalah kecil ini sebagai kesempatan emas untuk meningkatkan kesabaran kita. Pandanglah gangguan kecil ini sebagai peluang langka untuk memperbaiki ketekunan kita.

Ketiga, kenali dan sadari “masa-masa penuh serangga pengganggu” Anda. “Saya tahu, setiap hari Senin pasti macetnya dua kali lipat. Karena itu, setiap Senin saya berangkat ke kantor sejam lebih awal,” kiat seorang teman. Kawan yang lain punya pengamatan berbeda, “Setiap hari Rabu, antara pk 10-12, sinyal di stasiun Manggarai kerap rusak sehingga perjalanan kereta api bisa makan waktu 3 jam. Karena itu, setiap Rabu saya memilih naik bus.” Ya, kenalilah hari-hari atau masa-masa dimana Anda mengalami lebih banyak gangguan kecil. Kalau perlu, lakukan sedikit penelitian, apa saja yang biasa Anda lakukan pada hari iu yang bisa memicu timbulnya masalah kecil tersebut. Lalu lakukan hal-hal untuk mencegah atau menghindarinya. Dan jangan lupa, tambahkan esktra doa menjelang dan sepanjang hari itu.

Ingatlah, tidak satu pun dari masalah kecil itu yang membawa malapetaka. Semua masalah kecil itu hanya untuk kebaikan diri kita semata jika kita mengasihi dan menaati Allah.
Dono Baswardono

Bukan Hujan yang Membuat Anak-anak Sakit

Bukan Hujan yang Membuat Anak-anak Sakit

Jangan Salah Kaprah, Bukan Hujan yang Membuat Anak-anak Sakit 

Musim hujan belum berakhir. Biasanya, anak-anak hanya bisa memandangi hujan itu atau menyaksikan anak-anak lain bermain hujan-hujanan. Bahkan jika pulang sekolah kena gerimis saja, Mommynya sudah kalang kabut. Benarkah kehujanan bisa membuat anak sakit?

Tik..tik..tik.. bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira, cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua. Anak-anak biasanya hapal lagu ini. Lagu tentang hujan yang mudah diingat dan gampang didendangkan. Meskipun lagu tentang hujan ini sering diajarkan orangtua pada anak-anaknya, tapi mereka umumnya tak memberi kesempatan anak merasakan air hujan itu sendiri. Apalagi berhujan-hujanan. Alasannya takut sakit.

Sebagian besar orangtua percaya, kehujanan dapat membuat anak sakit. Mulai dari demam, influenza, atau diare. Bahkan, ada mitos dan kepercayaan tradisional bahwa air hujan yang turun untuk pertama kalinya setelah musim kemarau panjang dianggap mengandung sejumlah penyakit.
Mitos ini memang sangat wajar, sebab tak sedikit anak-anak yang jatuh sakit setelah berhujan-hujanan. Tapi, jika benar kehujanan menyebabkan anak sakit, mengapa banyak pula anak-anak yang tetap sehat wal afiat setelah asyik bermain bola di bawah guyuran air hujan? Bagaimana sih fakta yang sebenarnya?

Bukan Hujan Tapi Daya Tahan Tubuh.
Apa yang terjadi saat anak Anda kehujanan? Mereka pasti kedinginan karena tubuhnya basah kuyup oleh air hujan. Saat kedinginan, tubuh dipaksa mengeluarkan energi secara berlebihan. Jika daya tahan tubuh anak sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi adanya perubahan suhu tubuh yang terlalu drastis. Akibatnya, daya tahan tubuh semakin menurun dan kesehatannya pun terganggu. Penyakit yang muncul dapat bermacam-macam, seperti influenza, batuk dan flu, demam, diare, atau gatal-gatal.

Umumnya, penyakit yang lebih mudah timbul adalah penyakit yang sedang marak atau sedang musim pada waktu anak kehujanan. Tetapi, sakit yang diderita anak umumnya tidak terlalu parah. Bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan atau hanya dengan semangkuk sup panas dan baluran minyak kayu putih ke sekujur tubuhnya.

Jadi, sebenarnya kehujanan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan pada anak bila daya tahan tubuh mereka cukup baik. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua tidak terlalu protektif. Biarkan sesekali anak berhujan-hujanan. Hal ini baik agar tubuh anak membangun daya tahan terhadap hujan dan suhu dingin,’ sarannya sambil mengisahkan masa kecilnya yang juga senang bermain hujan.
Walaupun begitu, Anda perlu berhati-hati pada anak penderita asma dan anak yang alergi. Kehujanan bisa memicu kambuhnya asma dan serangan alergi, berupa gatal-gatal, batuk, atau bersin-bersin. Begitu pula pada anak-anak yang mengidap penyakit kronis. Kehujanan bisa menurunkan daya tahan tubuhnya dan penyakitnya bisa jauh lebih parah.

Salah satu alternatif untuk menjaga kesehatan anak selama musim penghujan adalah dengan menggunakan minyak kayu putih. Kayu putih sendiri berasal dari Australia dan banyak ditemukan di Indonesia bagian timur. Sudah sejak lama bangsa Aborigin dan masyarakat di Kepulauan Maluku menggunakan minyak kayu putih sebagai antiseptik tradisional yang dapat meredakan batuk, pilek, radang tenggorokan dan berbagai jenis infeksi lain.

Dengan menghirup minyak esensial kayu putih yang telah diteteskan ke air panas dapat melegakan saluran pernafasan. Minyak esensial kayu putih mengandung antibiotik yang sangat kuat, demikian juga antiviral dan antijamur. Eucaliptol, salah unsur kimia yang terkandung pada minyak esensial kayu putih kini banyak digunakan dalam obat-obatan modern, untuk mengatasi flu yang dijual bebas, seperti balsem yang digosokkan di dada saat pilek.

Dengan menggosokkan minyak kayu putih di dada dan pada punggung anak setelah mandi dan sebelum anak beraktivitas dapat membantu anak dalam meningkatkan daya tubuhnya dan menghindarkan anak dari berbagai penyakit yang biasa muncul dimusim penghujan. DB


Mengenal Lebih Dekat Minyak Kayu Putih

Minyak kayu putih merupakan salah satu produk kehutanan yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Minyak atsiri hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn.) ini memiliki bau dan khasiat yang khas, sehingga banyak dipakai sebagai kelengkapan kasih sayang ibu terhadap anaknya, terutama ketika masih bayi. Minyak kayu putih digosokkan hampir di seluruh badan untuk memberikan kesegaran dan kehangatan pada si jabang bayi.

Karena penggunaannya yang luas tersebut, mutu minyak kayu putih yang dijual di pasaran perlu mendapat perhatian. Untuk memenuhi tuntutan mutu tersebut, lahirlah standar nasional kayu putih yang diusulkan oleh PT. Perhutani (persero) melalui Pantek 55S Kayu, bukan kayu dan produk kehutanan, yaitu SNI 06-3954-2001. Standar tersebut menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan minyak kayu putih yang digunakan sebagai pedoman pengujian minyak kayu putih yang diproduksi di Indonesia.

Mutu minyak kayu putih diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mutu Utama (U) dan mutu Pertama (P). Keduanya dibedakan oleh kadar cineol, yaitu senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri seperti kayu putih. Minyak kayu putih mutu U mempunyai kadar cineol lebih atau sama dengan 55%, sedang mutu P kadar cineolnya kurang dari 55%.

Disamping itu, minyak kayu putih yang bermutu akan tetap jernih bila dilakukan uji kelarutan dalam alkohol 80%, yaitu dalam perbandingan 1:1, 1:2, dan seterusnya sampai 1:10.

Dalam minyak kayu putih tidak diperkenankan ada minyak lemak dan minyak pelican. Minyak lemak merupakan minyak yang berasal dari hewan maupun tumbuhan, seperti lemak sapi dan minyak kelapa, yang mungkin ditambahkan sebagai bahan pencampur dalam minyak kayu putih. Minyak pelican merupakan golongan minyak bumi seperti minyak tanah (kerosene) dan bensin. Biasa digunakan sebagai bahan pencampur minyak kayu putih, sehingga merusak mutu kayu putih tersebut.

Bagian terpenting dalam standar tersebut, selain penetapan mutu di atas, adalah cara uji untuk mengetahui mutu minyak kayu putih, baik yang tercantum di dalam dokumen maupun kemasan.

Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu cara uji visual dan cara uji laboratorium.
Cara uji visual dilakukan untuk uji bau, sedangkan uji laboratorium dilaksanakan untuk menguji kadar cineol, berat jenis, indeks bias, putaran optik, uji kelarutan dalam alkohol 80%, kandungan minyak lemak dan kandungan minyak pelican. DB

Dr. Dono Baswardono, AISEC, MA, Ph.D

Sabtu, 03 Maret 2012

Dampak Terlalu Sering ber-SMS

Terobsesi dengan SMS atau short message service? Bagi para pengguna ponsel pintar kegiatan berkirim pesan lewat SMS pasti sering dilakukan. Tapi perlu Anda tahu, ada efek buruk yang bisa Anda alami jika terlalu sering melakukan kegiatan ini.

Bukan hanya menimbulkan tagihan pulsa yang membengkak, berkirim pesan lewat pesan teks atau sms juga berisiko menyebabkan sakit leher.

Seperti dikutip laman Times of India, para pakat kesehatan menyebut penyakit ini dengan nama 'texter's neck'. Ini bisa jadi penderitaan baru yang dialami pecandu gadget yang lebih sering  menghabiskan terlalu banyak waktu membungkuk di atas ponsel mereka dan komputer.

Dr Kishore Punjabi, chiropractic terapis, mengatakan, "Rasa sakit yang timbul karena leher sering fokus mengarah ke bawah terlalu intens," katanya.

Ia menjelaskan selama melakukan pengiriman SMS terus menerus, leher dan kepala bersandar ke depan, yang menyebabkan pembalikan kurva leher. "Karena hal itu, proses sirkulasi darah berkurang ketika hal ini terjadi dan dapat mengakibatkan tennis elbow," katanya.

Sindrom texting memang terus meningkat di kota-kota besar. "Saya mendapatkan ada 30-40 kasus yang menderita ini. Kebanyakan dari mereka adalah eksekutif dan anak-anak," tambah Dr Punjabi.

Meski hal ini bisa membahayakan kesehatan leher, Punjabi tak bisa memastikan adanya pelarangan untuk melakukan kegiatan berkirim pesan lewat sms.  "Saya tidak bisa melarang, SMS tidak dapat dihindari," katanya. (sj)
© VIVAnews