Minggu, 30 Oktober 2011

Cinta Dan Waktu

Alkisah disebuah pulau, hiduplah beberapa orang yang abstrak. Mereka adalah Cinta, Kekayaan, Kegembiraan, Kecantikan, dsb. Mereka hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Namun suatu hari datanglah badai kehidupan yang menyebabkan air meluap sangat tinggi dan hampir menenggelamkan pulau itu. Semua makhluk berusaha menyelamatkan diri.
Cinta yang tak bisa berenang hanya bersandar pada sebatang pohon kelapa sambil menunggu seseorang yang mungkin bisa menyelamatkannya. Air sudah mencapai lututnya. Kemudian lewatlah kekayaan dengan perahunya.
Cinta berteriak minta tolong :
“Kekayaan, kekayaan…! Tolonglah aku. Bolehkah aku ikut denganmu?”
“Maaf cinta aku tidak bisa membawamu dalam perahuku! Perahu itu sudah penuh dengan harta bendaku! “ jawab kekayaan.
Kekayaanpun terus mendayung perahunya perlahan meninggalkan pulau. Lewatlah kegembiraan dengan perahunya.
“Kegembiraan…! Tolonglah aku.” Teriak cinta.
Namun kegembiraan terus berlalu. Rupanya ia tidak mendengar suara cinta saking bahagianya. Kembali cinta terdiam sendiri. Lalu lewatlah kecantikan.
Kecantikan.. kecantikan, tolonglah aku…!
Namun kecantikan menolaknya.
“Tubuhmu kotor dan basah, nanti kau akan mengotori perahuku.”
Begitu jawabnya sambil terus mendayung perahunya. Bukan hanya kesal, tapi cinta juga merasakan sakit hati. Dari kejauhan datang sebuah perahu kembali datang, berharap ada yang dapat menolongnya.
“Kesedihan.. kesedihan.. kumohon tolonglah aku… tidak ada lagi yang dapat menolong selain Engkau.!”
“Maaf cinta, aku sedang sedih dan hanya ingin sendirian.” jawab kesedihan.
Air sudah sampai leher cinta, sebentar lagi dia akan tenggelam. Dia sudah putus asa dan menutup matanya. Menunggu nyawanya dicabut oleh Yang Maha Kuasa. Namun dari jauh datanglah sebuah perahu tua. Orang tua itu menarik tangan cinta dan memasukannya kedlaam perahu. Cinta terkejut bercampur bahagia. Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan cinta dan berlalu pergi. Cinta sadar bahwa dia tidak mengenal orang tua itu. Dia segera menanyakan pada penduduk setempat.
“Apakah engkau mengenal orang itu” tanyanya.
“Orang tua itu? Ouwh,,, dia adalah WAKTU”
“Tapi, mengapa dia menyelamatkanku, padahal aku tidak mengenalnya? Bahkan teman-teman dekatkupun tidak mau menolongku.” Sahut cinta
“Sebab, hanya waktulah yang tau berapa nilai cinta yang sesungguhnya.” Jawab penduduk itu.

Rabu, 26 Oktober 2011

Rasidina Adyati

Nama: Rasidina Adyati
Jabatan: Koordinator KOMINFO
No Hp : 085711850778
FB : Rasidina Adyati
Twitter : 921028_adyati
Motto hidup:
Hobby:
Idola: jinyoung
Cerita favourit:

Dwitsa Mina Melladia

Nama: Dwitsa Mina Melladia
Jabatan: Bendahara
No Hp :
FB : Dwitsa Mina Melladia
Twitter :
Motto hidup:
Hobby: Beli sepatu
Idola:-
Cerita favourit:

Senin, 24 Oktober 2011

Radyan Syahid

 Nama: Radyan Syahid
 Jabatan: Menteri koordinator
 No Hp : -
 FB : Radyan Raindh
 Twitter : @Raindh13
 Motto hidup:
 Hobby: Basket
 Idola: Zi
 Cerita favourit:

Yurrike Liaurista Sayogyo

 Nama: Yurrike Liaurista Sayogyo
 Jabatan: Sekretaris
 No Hp : -
 FB : Yurrike Liaurista Sayogyo
 Twitter : @yurrike
 Motto hidup: -
 Hobby: -
 Idola:
 Cerita favourit:

Devi Silvia Fitriawan

 Nama: Devi Silvia Fitriawan
 Jabatan: Presiden
 No Hp : -
 FB : Devi Silvia Fitriawan
 Twitter : @dvtriawan
 Motto hidup:
 Hobby: Berorganisasi
 Idola:
 Cerita favourit:

Selasa, 18 Oktober 2011

Malu

Menjamurnya pelbagai cerita miris di Tanah Air kita akhir-akhir ini, yaitu korupsi anggaran, penggelembungan nilai proyek, kerakusan jabatan, dan beragam praktik lain, menciptakan kesangsian kepada kita tentang apa sebenarnya makna sebuah habitat yang bernama manusia.
Manusia sebagai sebuah habitat dikisahkan oleh Will Richard Bird dalam novelnya, The Shy Yorkshireman (1955). Menurut kisah itu, apa yang secara mencolok membedakan habitat manusia dengan binatang bukanlah logika ataupun kepiawaian. Bukan pula keberanian dan ketakutan. Binatang, sebagaimana manusia, bisa saja berlogika, piawai, berani, dan takut.
Kucing, misalnya. Jika binatang mengeong ini mencuri ikan di dapur, lalu mendengar suara pintu terbuka, ia akan lari kencang ketakutan. Namun, jika ikan yang dimakan sengaja diberi tuannya, kucing pun khusyuk melahapnya tanpa menghiraukan kegaduhan apa pun di sekelilingnya. Kucing, tampaknya, bisa berlogika: mana makanan yang direlakan pemiliknya dan yang tidak.
Dan, kucing berani mencuri jika tidak ada tuannya. Demikian sebaliknya, ia tidak akan mencuri apabila tahu tuannya ada. Tak lain bawaan tipikal semacam itu nyaris sama dengan tipikal para pencuri uang rakyat, penjual dan pembeli jabatan: serakah dan rakus. Berani di belakang. Takut jika kerakusannya terlihat oleh penegak hukum. Karena itulah Richard Bird berpendapat, hal yang jelas dan mendasar yang membedakan habitat manusia dan binatang adalah: rasa malu.

Doktrin malu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), malu adalah merasa sangat tidak senang, rendah, hina, dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik, bercacat, atau tidak disetujui oleh umumnya manusia. Istilah ini mengilhami banyak karya fiksi ataupun nonfiksi, seperti film nonfiksi garapan seorang penulis sekaligus sutradara kawakan, April Rouveyrol, berjudul Shy (2008), yang mengisahkan betapa rasa malu menjadi mahkota manusia yang sangat agung.
Timothy Bottoms, salah satu tokoh dalam film itu, rela melemparkan jabatan penting, mengasingkan diri dan hijrah ke sebuah kota kumuh di Amerika, bahkan ingin menjadi seorang petugas satpam lagi dengan penghasilan rendah hanya karena dirinya tak lagi memperoleh senyum dukungan dari para bawahannya, tak ada lagi dukungan politik dari masyarakat sekitarnya.
Begitu pun di alam nyata, manusia selalu menunjukkan rasa malunya untuk membuktikan kekuatan integritas atau kualitas kemanusiaannya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Roh Moo-hyun, mantan Presiden Korea Selatan, yang terpaksa bunuh diri dengan cara terjun dari sebuah batu karang setinggi 20-30 meter di pegunungan bagian selatan Semenanjung Korea tahun 2009. Hal itu terjadi hanya karena ia harus menanggung malu akibat keterlibatannya dalam kasus korupsi.
Pertengahan 2010, Yukio Hatoyama berikrar mundur dari tampuk singgasana Perdana Menteri Jepang. Setali tiga uang dengan Roh Moo-hyun, keputusannya dilandasi rasa malu karena gagal dalam memenuhi janji kampanye memindahkan pangkalan Marinir AS di lepas pantai selatan Pulau Okinawa.
Apa yang dilakukan oleh dua tokoh di atas—walau ekstrem dan radikal—sebenarnya tidak lain sebuah pembuktian bahwa mereka adalah bagian dari habitat manusia, habitat yang punya rasa malu. Secara langsung, saat yang bersamaan mereka juga menunjukkan eksistensinya sebagai manusia, makhluk yang berbudaya.

Malu di kita

Di Indonesia, di negeri kita, malu tinggal sebagai hal yang sangat langka, aneh, dan asing. Ia bukan lagi sebuah standar moral yang dipegang kuat oleh mereka memiliki posisi sosial dan kultural tinggi. Ia tidak lagi menjadi ukuran bagi kualitas kemanusiaan, bukan tolok ukur bagi integritas atau eksistensi kita sebagai manusia.
Itulah yang membuat banyak orang di Indonesia melakukan hal-hal yang memalukan tanpa keberatan, bahkan tanpa tedeng aling-aling.
Seorang pejabat publik, misalnya, dapat dengan ringan hati, tanpa keberatan apa pun, mengkhianati semua kepercayaan yang diberikan publik kepadanya.
Apa kemudian yang dilakukan dalam situasi yang tragis ini? Jika situasi kemanusiaan secara umum di Indonesia sudah seperti itu, yakni terjadi absennya standar atau acuan moral dan kesucian yang bersifat universal (nasional), tiada lain kecuali kita memanggil (lagi) apa yang disediakan dan diwariskan oleh tradisi.
Dalam setiap tradisi itu, rasa malu masih dipegang sebagai ukuran keadaban seseorang. Seperti di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang memiliki adat maja labo dahu. Artinya, setiap orang harus memiliki rasa malu di depan manusia dan takut di ribaan Tuhan.
Rasa malu itu harus tumbuh di antara manusia karena juga rasa segan dan takut kita pada satu kekuatan yang melebihi kita, Sang Pencipta. Dimensi spiritual ini yang membuat orang Bima menyadari, setiap sukses, kekayaan, ketenaran, atau jabatan, bukanlah melulu hasil dari kapasitas personalnya saja, melainkan juga karena peran dan dukungan orang lain, dan tentu izin dan berkah dari Sang Pencipta.
Karena itulah, rasa malu akan mampu membentuk manusia berkualitas yang penuh prestasi, tetapi tetap rendah hati.

A Beautiful Mind

Film A Beautiful Mind mengisahkan seorang matematikawan John Nash (Russel Crowe) peraih nobel dalam bidang ilmu ekonomi pada tahun 1994. Dia adalah seorang matematikawan jenius tapi tak simpatik dan agak apatis. Dimulai tahun 1947 ketika dia bersekolah di perguruan tinggi Princeton dengan mendapat beasiswa Carniege. John Nash merupakan mahasiswa yang unik, ia tidak menyukai perkuliahan dan suka membolos, karena menurutnya berkuliah hanya membuang waktu saja dan mengekang kreativitas seseorang, dan hanya membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih suka belajar secara otodidak, memahami dan memecahkan dinamika pergerakan natural melalui pemikirannya sendiri yang sangat kreatif. Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinil untuk meraih gelar doktornya. Akhirnya dia berhasil diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di lain sisi Nash mengidap penyakit gangguan jiwa skizofrenia yaitu suatu gangguan jiwa dimana penderitanya tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan. Sebenarnya penyakitnya tersebut sudah dideritanya sejak dia berada di Princeton, namun semakin parah ketika ia mengajar di MIT. Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Soviet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia tersebut, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.

Link : A Beautiful Mind

Senin, 17 Oktober 2011

Jalan Hidup Ulat

Ketika mau berangkat dari rumah, saya dikejutkan oleh seekor ulat bulu. Entah mengapa ulat itu bergerak dengan cepat dari atas mobil menuju ke bagian bawah. Apakah dia tahu bahwa mobil itu akan pergi? Sehingga ia buru-buru bergerak menuju ke bawah. Tapi bagaimana caranya ia dapat meninggalkan mobil? Apakah akan meloncat? Terlalu sulit pikir saya.
Saya berniat akan mengambilnya langsung dengan tangan. Saya khawatir jangan-jangan ulat itu akan takut bila saya pegang dengan tangan. Lalu saya cari daun kuning di tanah. Saya tempelkan daun itu di badan mobil tepat di depan si ulat. Ulat itu menaiki daun. Saya angkat dan saya pindahkan ke pohon terdekat.
”Papa tidak suka membunuh ulat ya?” anak saya bertanya dari belakang.
”Ulat juga punya tugas hidup di dunia ini.”
“Memang apa tugas ulat?”
“Tugas ulat adalah makan, kemudian puasa sebagai kepompong, lalu jadilah kupu-kupu. Ketika jadi kupu-kupu ia bertugas menghibur manusia. Menjadi sumber inspirasi dan membantu beberapa penyerbukan.”

Rabu, 05 Oktober 2011

Erviana Yuliani

Nama : Erviana yuliani
Jabatan : Staff PSDM (Pemberdayaan Sumber Daya Manusia)
No HP : 
Facebook : Vivi Cuprit
Twitter : @ervianayuliani
Hobby : Baca novel
Idola : Bu Erdina
Motto hidup : 


Sabtu, 01 Oktober 2011

Rapat LDO

Maaf ya Kameranya agak sedikit burem, bukan sedikit sih tp emang burem -___-

LDO 30 Sep - 1 Okt 2011

 Absensi
 Absensi 2
 Contoh Sertifikat
 Pemberian Cinderamata
 Materi LDO
 Materi LDO
 LDO Hari ke 2
 Peserta LDO anggota BEM dan BPM
 Ishoma
 Ishoma
 nyam nyam
rukun banget ^^